Kamis, 18 Oktober 2012

feminisme liberal komunikasi gender



                                           BAB SATU
Feminisme Liberal
Liberalisme, Aliran pemikiran  politik yang merupakan asal mula feminisme berada dalam proses rekonseptualisasi, pemikiran ulang, dan penstrukturan ulang.Hal tersebut yang menyuitkan untuk menentukan status pemikiran feminis liberal.
Akar Feminisme Liberal Abad ke-18 dan ke-19
pemikiran politis liberal mernpunyai konsepsi atas sifat dasar manusia , yang menempatkan keunikan kita bagai manusia dalam kapasitas kita untuk bernalar. untuk mendefinisi nalar dalam berbagai cara, dan menekankan aspek moral atau aspek prudensial, Jika nalar didefinisi sebagal kemampuan untuk menentukan cara terbaik dalam mencapal tujuan yang diinginkan, maka nilai kepuasan diri akan mendapat penekanan. . Menurut kaum liberal, “hak’ harus diberikan sebagai prioritas di atas kebaikan Dengan perkataan lain, keseluruhan sistematas hak individu dibenarkan karena hak ini menghasilkan bingkai kerja, yang merupakan dasar bagi kita untuk memilih apa yang terbaik bagi kita masing-masing, selama kita tidak merampas hak orang lain. Prioritas seperti itu membela kebebasan beragama, kehidupan yang bertuhan adalah lebih berharga daripada kehidupan yang tak bertuhan tetapi hanya karena alasan bahwa manusia mempunyai hak untuk melaksanakan spritualitas yang diinginkannya, bahkan ketika dibatasi oleh altruisme,mempunyal kepentingan untuk mengamankan sebanyak mungkin sumber daya yang tersedia. Kemudian, adalah menjadi tantangan untuk menciptakan lembaga politik, ekonomi, dan sosial - yang akan memaksirna(kan kebebasan individu tanpa merusak kesejahteraan masyarakat. Bagi kaum liberal klasik, negara yang ideal harus melindungi  kebebasan sipil (misa(nya, hak milik, hak memilih, kebebasan menyampaikan pendapat, kebebasan untuk berbeda, kebebasan berserikat), dan alih-alih melakukan campur tangan dengan pasar bebas, negara malah memberikan semua individu kesempatan yang setara, untuk menentukan akumulasinya sendiri di dalam pasar tersebut, Meskipun baik arus pemikiran liberal klasik, maupun liberal berorientasi kepada kesejahteraan muncul dalam pemikiran feminisme liberal, feminis liberal kontemporer tampaknya lebih cenderung kepada liberalisme yang berorientasi kepada kesejahteraan. Bahkan, Susan Wendell (bukan seorang feminis liberal) menggambarkan pemikiran
féminis liberal, ditegaskannya sebagai pemikiran yang “berkomitmen kepada pengaturan ulang ekonomi secara besar-besaran, dan redistribusi kemakmuran secara lebih signifikan, karena salah satu dan tujuan politik modern yang paling dekat dengan feminisme liberal adalah kesetaraan kesempatan. Karena hampir tidak mungkin membahas semua organisasi, gerakan, dan pemikir feminis liberal dalam sebuah buku pengantar saya telah memutuskan untuk berfokus hanya pada Mary Wollstonec raft, John Stuart Mill, Harriet Taylor (Mill), gerakan perempuan untuk memperoleh hak pilih-di Amerika Serikat, Betty Friedan, dan NOW (National Organization for Women).
Pemikiran Feminis Liberal Abad ke- 18 pendidikan yang setara
pekerjaan produktif (pekerjaan yang menghasilkan pendapatan untuk rnenghidupi sebuah keluarga) telah dilakukan di dan sekitar rumah, baik perempuan maupun laki-laki. Tetapi kemudian kekuatan kapitalisme industri mulai menarik tenaga kerja keluar rumah , dan kemudian memasuki ruang kerja public, Perempuan kelas menengah, menurut Wolistonecraft, adalah peremp uan “peliharaan” yang telah mengorbankan kesehatan, kebebasan, dan moralitasnya untuk prestise, kenikmatan, dan kekuasaan yang disediakan suaminya. Karena perempuan kelas rnenengah ini tidak
- diizinkan untukberolahraga di luar numah, karena khawatir hal itu akan menggelapkan kulitnya yang putih seperti bünga lili,menjadikan tübuh mereka tidak sehat. Karena mereka tidak dibiarkan untuk mengambil keputusan sendiri, mereka tidak mempunyai kebebasan. Dan karena mereka dihambat untuk mengembangkan kemampuan nalarnya— dengan alasan hal yang terbaik yang dapat dilakukan adalah memanj akan din dan menyenangkan orang lain, terutama laki-laki dan anak anak mereka tidak mempunyai moralitas. Meskipun Wolistonecraft tidak mempergunakan istilah seperti “peran gender yang dikonstruksi secara sosial”, ia menyangkal bahwa perempuan, secara alamiah, lebih cenderung untuk bersifat sebagai pemburu dan pemberi kenikmatan daripada laki-laki. Ia berargumentasj bahwa jika laki-laki disimpan di dalam saiigkar yang sama seperti perempuan dikurung, laki-laki pun akan mengembangkan sifat yang sama seperti perempuan. Karena diabaikan kesempatannya untuk mengembangbn kekuatan nalarnya, untuk menjadi manusia bermoral dengan perhatian, motif, dan komitmen yang lebih dan sekadar keriikmatan pribadi, laki-laki, seperti juga perempuan, akan menjadi sangat “emosional”. lstilah mi yang seringkali dihubungkan Wollstonec raft dengan hipersensitivitas, narsisisme yang ekstim, dan pemanjaan diri yang berlebih-lebihan. jika nalar adalah kapasitas yang membedakan manusia dan binatang  maka kecuaIi jika perempuan bukan binatang liar (gambaran yang ditolak sebagian besar laki-laki untuk diterapkan kepada ibu, istri, dan anak :ececnpuan rnereka), perernpuan dan laki-laki sama-sama mempunyai kapasitas ini. Karena itu, masyarakat wajib memberikan pendidikan teada perempuan, seperti juga kepada anak laki-laki, karena semua manusia berhak mendapatkan kesempatan yang setara untuk mengembangkan kapasitas nalar dan moralnya. Sehingga mereka dapat menjadi manusia yang utuh
Pemikiran Feminis Liberal diAbad ke- 19 Hak Politik dan Kesempatan Ekonomi yang Setara
Wollstonecraft Tetapi mereka memandang nalar  tidak saja secara moral, sebagal kapasitas untuk mengambil keputusan secara otonom, tetpi juga melalui pemikiran yang hati-hati, sebagai pemenuhan diri atau pengg unaan akal untuk mendapatkan apa yang diinginkan, . Karena Taylor menerima pandangan tradisional  bahwa ikatan maternal (ibu-anak) adalah lebih kuat dari pada ikatan paternal (bapak-anak), Taylor dengan segera berasumsi bahwa ibu adalah orang yang seharusnya mengasuh anak-anak jika tenjadi perceraian. Karena itu, ia mernperingatkan perempuan untuk hanya mempunyai sedikit anak. Sebaliknya, Mill mendorong pasangar. untuk menikah dan mempunyai anak pada usia lebih matang. serta hidup di dalam keluarga besar, atau di dalam situasi seperti pada sebuah komunitas. , tidak melawan asumsi di dalam masyarakat mengenai peran pengasuhan anak pada perempuan maupun laki-laki, ia menentang asumsi di dalam masyarakat mengenai kecenderungan perempuan untuk lebih mem ilih perkawinan dan tugas sebagai ibu darim pada karier dan pekerjaan. Taylor menegaskan, bahwa perempuan yang sudah menikah tidak dapat menjadi orang yang sungguh-sungguh setara dengan suaminya. kecuali jika Ia mempunyai kepercayaan diri  dan rasa bahwa ia berhak atas kesetaraan itu yang muncul dari  kontribusi “material untuk menopang keluarga, Bahkan jika setiap peremp uan, seperti yang terjadi saat itu, dapat bergaritung kepada laki-laki untuk menopang hidupnya, adalah sangat lebih disukal jika sebagian dan penghasilan itu datang dan penghasilan perempuan itu sendiri, bahkan jika jumlah total penghasilan hanya sedikit bertambah oleh penghasilan perempuan itu, danipada perempuan diharuskan untuk meminggirkan diri agar laki-laki dapat menjadi penopang hidup satu satunya, dan menjadi satu-satunya yang berhak untuk mengeluarkan apa yang dihasilkan itu
Gerakan Feminis liberal Abad ke-1 9
Baikiohn Stuart Mill dan Harriet Taylor Mill yakin bahwa perempuan harus memiliki hak pilih agar dapat menjadi setara dengan laki-laki. Dapat memilih menurut keduanya, berart berada di dalam posisi tidak saja untuk mengekspresikan pandangan politik personal seseorang, tetapi juga untuk mengganti sistem, struktur dan sikap yang memberikan kontribusi terhadap opresi orang lain, Ketika laki-laki dan perempuan kulit putih memulai kerja yang sungguh-sungguh untuk penghapusan perbudakan. Mulailah  menjadi jelas bahwa bagi abolisionis perempuan. bahwa abolisionis laki-laki enggan untuk menghubungkan gerakan hak-hak perempuan dengan hak-hak budak, perempuan kulit hitam menjadi pembicara yang efektif bagi hak-hak perempuan, walaupun perempuan kulit putih cenderung mengabaikan atau meminimalkan kontribusi perempuan kulit hitam ini. Pada Konvensi Hak-hak Perempuan tahun 1851 di Akron, Ohio, seorang feminis abolisionis kulit hitam Sojourney Truth menyampaikan pidato yang sangat kuat atas nama perempuan. Ketika gerakan hak-hak perempuan mulal mendapatkan moment umnya, sayangnya perang saudara dtmulai. Metihat adanya kesempata n dalam perang yang tragis ini. paling tidak untuk membebaskan budak, abousionis laki-laki. sekati lagi. meminta feminisuntuk memingg irkan duki isu-isu perempuan, dan dengan sangat enggan para femiriis itu sekali lagi memeiiuhinya. Tetapi akhir perang saudara tidak memberik an kebebasan bagi perempuan. dan feminis seringkali harus mengh adapi konflikdengan laki-laki kulit hitam, yang baru saja diemansipasikan.
Gerakan Feminis Liberal Abad ke-20
Selama hampir empat puluh tahun sejak pemberlakuan Amandemen Sembilan Belas, feminisme tidak menunjukkan aktivitas yang berarti di Arnenika Serikat. Kemudian, pada tahu9 1960, genrasi baw feminis menunjukkan, sebagai suatu kenyataan yang sebenarflYa, apa yang se)ama ni clicurigai oleh suffragis Stanton dan Anthony: Untuk mendapat pembebasah yang sesungguhnya, perempuan membutuhk kesempatan ekonorni dan juga kebebasarl sipil ,gerakan feminis liberal tahun 1960-an, feminis radikal tahun 1960-an berkumpul dalam salah satu dan kelompok yang disebut kelompok pembebasan perempuan. Lebih kecil dan lebih tenfokus daripada kelompok kelompok hak perempuan kelompok pembebasan penempuan ini , bertujuan untuk meningkatkan kesadaran perempuan mengenai oprasi terhadap perempuan. Semangat yang mereka miliki adalah semangat revolusioner , yang tujuannya bukanlah untuk mereformasi apa yang dianggap mereka sebagai sistem elitis. Kapitalis. national Terrorist Conspiracy from Hell (WITCH), the Redstockings, the Feminists, dan the New York Radical Feminists. Meskipun Maren Lockwood Carden secara benar mencatat dalarn bukunya, The New Feminist Movement, bahwa perbedaan ideologis antara kelompok hakh perempuan dan kelompok pembebasan perempuan menjadi kabur pada tahun       1960-an hingga tahun 1990. mengkampanyekan hak-hak perempuan. Alih -alih usaha kedua kelompok ini, diskriminasi terhadap perempuan tidak juga berakhir, terutama karena kepentingan hak-hak perempuan belum menjadi kesadaran (dan nurani) dan kebanyakan
pendudukAmerika Senikat. Hal iniberubah dengan meledaknya gerakan hak-hak sipil. Disensitifkan oleh berbagai cara yang dijadikan jalan bagi sistem, struktur, dan hukum Arnerika Serikat untuk mengopresi kulit hitam,. mereka yang aktif di dalam atau, paling tidak, bersimpati terhadap gerakan hak-hak sipil, dapat melihat analogi antara diskniminasi terhadap kulit hitarn dandiskriminasi terhadap perempuan,
 tujuan Undang-undang Hak Perempuan tahun 1967 adalah untuk  memastikan perempuan mempunyai hak.yang sarna dengan laki-laki Tuntutan NOW bagi perempuan diantaranya adalah:
 I Feminisme Liberat
Bahwa Kongres Amerika Serikat harus segera meloloskan  Amandemen Hak-hak yang Setara kepada Konstitusi, untuk memastikan bahwa Kesetaraan Hak berdasarkari hukum tidak
akan diabaikan atau dipangkas oleb Amerika Serikat, atau oleh Negara Bagian mana pun berdasarkan jenis kelamin,’ dan
II. bahwa Amandemen ini hams segera diratifikasi oleh heberapa  Negara Bagian tertentu. Bahwa kesempatan kerja yang setara harus dijamin bagi semua perempuan, sama halnya bgi semua laki-laki, dengan mpnde ak bahwa Komisi Kesempatan Kerja yang Setara member akukan larangan terhadap diskriminasi ras.
III. Bahwa perempuan harus dilindungi oleh hukum untuk memastikan hak mereka, demi dapat kemba!i ke pekerjaan mereka  dalam waktu tertentu, yang Iayak setelah melahirkan tanpa kehilangan senioritas atau keuntungan lain yang dijamin, dan harus mendapat upah atas cuti hamilnya sebagai bentuk dan jaminan sosial danlatau keuntungan sebagai pekerja.
IV. Revisi secepatnya atas hukum perpajakan untuk memungkinan pengurangan pengeluaran atas rumah dan pengasuhan anak bagi orangtua yang bekerja.
V. Bahwa fasihtas pengasuhan anak hanus diselenggarakan oleh hukum dengan dasar hukum yang sama seperti taman, perpustakaan, dan sekolah negeri did irikan, yang Iayak bagi kebutuhan anak-anak dan tahun-tahun pra-sekolah hingga anak remaja, sebagai sumber komunitas yang akan digunakan oleh seluruh warga negara pada seluruh tingkat pendapatan.
VI. Bahwa hak petempuan untuk mendapatkan pendidikan demi mengembangkan selurub potensinya secara penuh setara dengan laki-Iaki hams dipastikan oleh perundangan Federal
dan Negara Bagian, dengan menghilangkan semua diskriminasi dan pemisahan berdasarkan jenis kelamin, tentulis ataupun tidak, pada semua tingkat pendidikan, termasuk perguruan tinggi dan sekolah-sekolal, profesional, pinjaman atau beasiswa, dan program pelatihan Federal ataupun Negara bagian seperti The Job Corps.
VII. Hak perempuan miskin untuk mendapatkan pelatihan kerja, perumahan, dan tunjangan keluarga adaJah harus setara dengan laki-laki, tetapi tanpa prasangka atas hakorangtua untuk
diam di rumah untuk mengasuh anak-anaknya; revisi perundang-undangan mengenai kesejahteraan dan program kemiskinan yang mengabaikan perempuan dalam hal harga
dini;-priv-asi, dan penghormatan terhadap din sendini.
VIII. hak perempuan untuk menguasai kehidupan reproduktifnya dengan menghapuskan hukum yang bersifat menghukum, yang membatast akses terhadap informasi dan alat kontrasepsi, dan dengan menihilkan hukum yang bersifat menghukum atas aborsi
Pemikiran Ferminis Liberal Abad ke-20:
Memperlakukan Perempuan dan Laki-laki secara Sama atau Berbeda?
bahwd feminis liberal cenderung untuk menerima” keajegan laki-laki” dan kritik dan feminis konservatif, bahwa feminisiiberal kehilangan sentuhan dengan sebagian besar perempuan Amerika Serikat yang berada dalam lembaga perkawinan, mothering, dan keluarga serta memandang kesemua itu dengan rasa hormat yang tinggi, tidak menyadari perspektif lain selain perspektif perempuan terdidik, heteroseksual, kelas menengah, dan berkulit putih, yang menganggap peran menjadi seorang  istri dan ibu tidak memuaskan. Ia menulis bahwa alih-alih melakukan sesuatu untuk tujuan lebih bermakna Dalam perkiraan Friedan, feminis tahun 1 980an perlu berhenti berusaha untuk mencoba “melakukan semuanya” dan “menjadi semuanya”. Ia menegaskan, penawar yang tepat bagi sindrom “perempuan super” adalah dengan tidak mengabaikan cinta demi pekerjaan, atau sebaliknya. Menurut Fniedan, perempuan yang memilih salah satu, pekerjaan atau cinta, seringkali menceritakan penyesalannya atas keputusan tersebut, antara Friedan dalam The Femin ine Mystique Friedan dalam The Second Stage adalah perbedaan antara seorang feminis yang percaya bahwa perempuan perlu menjadi sama dengan laki-laki untuk menjadi setara dengan laki-laki, dan seorang feminis yang percaya bahwa perempuan dapat menjadi setara dengan laki-laki jika masyarakat menghargai ’ yang “feminin” dan “maskulin”. Secara keseluruhan, pesan dan The Feminine Mystique adalah bahwa kecuali jika perempuan menjadi seperti laki-laki, ia tidak akan terbebaskan, Jika Friedan di tahun 1980-an benar, maka adalah tugas dan feminis liberal bukan untuk menentukan kebebasan dan kesetanaan itu apa bagi orang yang rasional dan abstrak, melainkan apa kebebasan dan kesetaran itu bagi laki-laki dan perempuan yang konkret. Pesan umum dan The Fountain of Age adalah bahwa manusia yang akan sangat mungkin untuktumbuh, berubah, dan lebih menjadi dirinya sendiri ketika mereka bertambah tua, adalah mereka yang mampu bérgerak di luar peran jenis kelamin yang terpolarisasl dan secara kreatif mengembangkan “sisi” dirinya yang diabaikan untuk dikembangkan ketika mereka masih muda. Singkatnya, laki-laki dan perempuan senior yang paling bahagia dan paling hidup adalah orango rang yang androgin. Friedan mengklaim bahwa karena “keutuhan manusia” adalah “janji feminisme”, feminis harus bergerak di luar fokusisu perempuan (isu yang berhubungan dengan peran, hak, dan tanggüng jawab reproduksi dan seksual perempuan) untuk dapat bekerja dengan laki-laki dalam masalah yang konkret dan praktis dan hidup, bekerja, dan mencintai sebagai manusia yang setara Pembahasan mengenal perbedaan jenis kelamin, peran gender, dan androgini telah membantu memfokuskan dorongan feminis liberal terhadap kebebasan, kesetaraan, dan keadilan untuk semua. Menurut Jane English, istilah seperti peran, seks, dan sifat gender mengacu kepada “pola tingkah laku kedua jenis kelamin yang disosialisasikan didorong dan dipaksakan untuk diterima, mulai dan kepribadian yang ‘sesuai dengan jenis kelamin’ hingga minat dan profesi.” Anak lakil aki diinstruksikan untuk menjadi maskulin, sementara anak perempuan menjadi feminin. Psikolog, antropolog, dan sosiolog cenderung untuk mendefjnjsi “maskuPn” dan “feminin” dalam kerangka stereotipe budaya yang berlaku, yang sangat dipengaruhj oleh faktor ras. kelas, dan etnik. Karena tu, maskulin di kelas menengah, kulit putih, AngloS axon, Protestan Amerika Serikat adalah, di antaranya, menjadp rasional, ambisius, dan mandini- dan menjadi feminin berarti, misalnya, emosio nal, mengasuh, dan bergantung kepada orang lain

petualangan kami di kota kendal

Pesona Kendal Makin Menawan

Lihat-lihat buku diary ternyata beberapa bulan kemaren saya sempet trip satu hari ke Kendal. Waktu itu agendanya adalah liputan majalah kampus bareng Dian, Ulil, dan hanum. Kita berempat akhirnya berangkat ke Kendal pagi-pagi sekitar jam 7 berbekal pengetahuan jalan yang minim.


Gua Kiskendo
Tujuan utama kali ini adalah Objek Wisata Gua Kiskendo. Setelah knalpot dua sepeda motor memanas dan hampir kesel karena selalu nyasar, akhirnya kami sampai juga di Desa Trayu, Kecamatan Singorojo, Kendal. Sedikit kecewa karena menurut saya kawasan ini seperti mati suri, begitu turun dari motor saya hanya berputar 360 derajat. Ternyata lokasi wisata yang diresmikan tahun 1991 oleh Bupati Kendal kala itu, Soemojo Hadiwinoto tidak hanya terdiri dari gua saja namun ada bumi perkemahannya.







Sesampainya di sana kami harus membayar tiket masuk sebesar Rp 4 ribu dan berjalan kurang lebih 500 meter untuk melihat keindahan yang sesungguhnya. Perjalanan menuju gua cukup menguras tenaga saya. Baru pertama kali setelah di Semarang saya berkunjung ke Kendal dan saya pun baru tahu kalau di Kendal ada objek wisata seindah ini. Di kawasan ini saya melihat relief alam pada dinding gua yang menjulang sangat tinggi sekitar 20 meter. Pengunjung dapat melakukan olahraga panjat tebing di sini namun peralatannya harus dibawa dan disiapkan sendiri.




Yang menarik dari gua ini adalah sungai yang membelah gua menjadi dua bagian. Sepertinya jika ada persewaan rafting, saya akan langsung mencoba berarungjeram dialiran Sungai Glagah ini. Seperti gua pada umumnya, saya sering terkena tetesan air yang berasal dari batu atau yang disebut stalaktit dan stalakmit. Tidak hanya itu, di kawasan ini juga terdapat gua lainnya yaitu Gua Lawar, Pertapaan, Kampret, Tulangan, dan Kempul.


Keindahan gua kiskendo bisa didapatkan hanya dengan menempuh perjalanan sekitar 30 menit dari pusat kota Kendal. Ingin menengok keindahan alam yang satu ini? Pastikan Anda datang sekitar pukul 08.00 hingga 16.00.


Ujung Pangilon
Hasil wawancara singkat dengan senior, tempat ini direkomendasikan untuk dikunjungi ketika di Kendal. Saya sedikit lupa nama tempatnya, yang jelas ada di Ampel atau Ngampel. Karena baru pertama kali kami sempat nyasar ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) lho. Berbekal kompas hati atau feeling, kami berhasil menemukan jalan menuju tempat yang saya definisikan sebagai waduk mini. Perjalanan kali ini sungguh menguras tenaga dan otak karena jalanannya hanya dapat dilalui kendaraan roda dua saja. Tak jadi masalah untuk saya karena saya hanya duduk di belakang. Kali ini kami disuguhi pemandangan khas pedesaan dimana warganya masih ada yang mandi, mencuci bahkan buang hajat di aliran sungai, banyak lelaki paruh baya yang mencari pakan ternak dan senyuman akrab masyarakat pedesaan yang sungguh dapat membuat saya melupakan sejenak hiruk pikuk kehidupan urban.


Setelah terlena sejenak oleh pemandangan itu, akhirnya kami sampai juga di Ujung Pangilon. Sepengetahuan saya, makna dari Ujung Pangilon adalah ujung dari pengelihatan. Benar saja, pemandangan yang disuguhkan disini benar-benar seperti yang saya bayangkan. Deburan air dan sepoi nya angin membuat daya tarik tersendiri bagi muda mudi. Ketika kami sampai, ada dua pasang muda mudi yang sedang menikmati keindahan sambil bercengkrama. Suasana indahnya seakan pecah dan rusak ketika kami datang. Maafkan kami yang terlalu senang melihat sesuatu hal yang baru.


Diatas ujung pangilon terdapat jembatan tua yang masih dapat digunakan. Sepintas seperti jembatan buatan jaman Belanda. Benar saja, setelah menginvestigasi seorang pelajar yang lewat ternyata dulunya tempat ini merupakan salah satu waduk buatan Belanda. Sambil melepas lelah dan dahaga kami tidak lupa mengabadikan momen ini dengan berfoto untuk disimpan menjadi kenangan. Walaupun tidak dipungut biaya masuk, kami tetap menjaga kebersihan tempat ini.


Setelah puas dengan gua kiskendo dan ujung pangilon, kami berempat yang hampir saja hipoglikemi karena perjalanan yang melelahkan kami memutuskan untuk makan. Mengandalkan hasil searching di google, akhirnya kami berempat memutuskan untuk liputan sate bumbon. it a weird name i think. Sedikit info untuk kulinerawan dan kulinerwati yang ingin mencoba sate unik yang satu ini.


Sate Bumbon
Di tempat kelahiran saya Purwokerto, saya hanya mengenal kehadiran hasil olahan daging ayam dan kambing yang dibakar. Namun, di Kendal ternyata ada sate bumbon. Sate dari daging sapi yang sudah sering menjadi santapan masyarakat Kendal dan sekitarnya.

Aroma sedap daging yang dibakar di atas bara api langsung menyebar ke seluruh ruangan kala itu. Bumbon jika dalam bahasa jawa berarti bumbu. maksudnya adalah bumbu untuk memasak. Dapat diartikan bahwa sate bumbon merupakan sate yang berbumbu atau menggunakan banyak bumbu sehingga menimbulkan rasa dan aroma yang membuat sekresi kelenjar saliva saya terus terjadi.


Penampilan sate bumbon awalnya saya lihat biasa dan sama seperti sate lain pada umumnya. Namun, sate dari daging sapi ini terasa empuk pada gigitan pertama. Belum lagi bumbu kacang yang menambah nikmatnya makan siang saya kala itu. Yang khas dari sate ini adalah menu pelengkap yang disediakan. Biasanya saya makan sate hanya dengan lontong/nasi, sate, bumbu kacang, cabai rawit, dan bawang merah iris. Ternyata sate ini dihidangkan bersama sayur lodeh nangka muda. Sebuah variasi rasa yang tepat karena rasa gurih sayur berpadu dengan rasa manis dan pedas sate daging sapi. "Rasa gurih, manis dan pedas berpadu dengan sate daging sapi yang empuk membuat makin menarik," kata salah satu pembeli.


Sayur lodeh kali ini sedikit berbeda dengan sayur lodeh yang biasanya saya makan di warteg. Di sini disajikan sayur lodeh dari campuran nangka muda, labu siam, dan rebung (bambu muda). Kita dapat memesan lontong atau nasi yang disediakan. Belum habis keunikan dari sate bumbon, ternyata ada taoge dan bawang merang goreng di piring nasinya. Ini sekaligus menjadi kesegaran lain dari satu porsi sate bumbon.

Saya yang biasanya kurang menyukai masakan olahan daging karena aromanya yang kurang sedap sempat bertanya kepada pemilik warung tentang rahasia rasa sate dagangannya. Rasa gurih dari sate bumbon dihasilkan karena proses pengolahan sate yang berkelanjutan. Maksudnya disini, setelah daging dipotong dan ditusuk, daging langsung dilumuri bumbu kacang. Proses pengolahan daging terus berlanjut saat daging dibakar. Daging tetap diolesi bumbu rempah-rempah hingga matang sehingga meskipun tanpa nasi dan sayur lodeh rasanya sudah gurih dan nikmat untuk disantap.

Sate bumbon dapat dinikmati di Warung Pak Rochmad dengan harga Rp 2000 per tusuk atau Rp 20.000 perporsinya lengkap dengan 10 tusuk sate, nasi dan sayur lodehnya. Warung yang mulai beroperasi sejak tahun 1985 ini terletak di Jalan Raya Putat Gede, Kendal. Dalam seharinya Pak Rochmad dapat menjual dua ribu hingga tiga ribu tusuk sate dan jumlahnya akan meningkat pada akhir minggu hingga lima ribu tusuk. Dengan ketenaran sate bumbon, sudah banyak juga yang memesan untuk acara pernikahan, syukuran dan khitanan. Rasa khas yang ada pada sate bumbon ternyata berasal dari resep turun temurun keluarga Pak Rochmad, jadi jangan kaget kalau ada warung sate bumbon lainnya di Kendal karena bisa jadi itu merupakan adik atau keluarga Pak Rochmad lainnya.


Krupuk rambak
Sehabis kenyang menyantap satu porsi sate bumbon yang dimakan berempat (ngirit), kami memutuskan untuk membeli rambak (oleh-oleh khas Kendal) untuk oleh-oleh. Tidak seperti yang saya bayangkan, ternyata harganya sangat terjangkau yakni Rp 5000 untuk satu bungkus rambak sapi dan Rp 8000 untuk satu bungkus rambak kerbau.

Ketika memakan rambak tampaknya kita harus sedikit sabar karena makan kerupuk rambak sama berisiknya jika membuka bungkus permen dikeheningan ruangan (source: http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2012/06/22/serba-serbi-kerupuk-rambak/).
Perjalanan satu hari yang menimbulkan efek pegal-pegal dibagian kaki dan kulit sedikit menghitam cukup terbayar dengan pesona yang ada di Kendal. Perjalanan Semarang ke Kendal di tempuh menggunakan sepeda motor yang hanya menghabiskan bensin kira-kira Rp 15.000. Jalanannya cukup bagus namun sedikit berdebu. Untuk perlindungan, gunakan masker, sarung tangan dan jangan lupa bawa air minum di tumbler ya! Karena semua foto di postingan saya kali ini adalah hasil jepretannya Ilham, bagi yang ingin copy atau segala macam yang terkait hak cipta bisa hubungin Ilham ya.

Minggu, 30 Oktober 2011

Blog saya Ilham prasetyo: teori behavorisme

Blog saya Ilham prasetyo: teori behavorisme: TEORI BEHAVIORISME Dalam teori behaviorisme, ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramal...

Blog saya Ilham prasetyo: komunikasi intrapersonal bab 3 jalaludin rakhmat

Blog saya Ilham prasetyo: komunikasi intrapersonal bab 3 jalaludin rakhmat: Dalam komunikasi intrapersonal, akan dijelaskab bagaimana orang menerima informasi, mengolahnya, menyumpannya dan menghasilkannya kembal...

teori behavorisme

TEORI BEHAVIORISME

Dalam teori behaviorisme, ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perbahan perilaku organise sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau memperoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberirespon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Dari hal ini, timbulah konsep ”manusia mesin” (Homo Mechanicus). Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkahl laku adalah hasil belajar.


Prinsip-prinsip teori behaviorisme

- Obyek psikologi adalah tingkah laku

- semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek

- mementingkan pembentukan kebiasaan

Aristoteles berpendapat bahwa pada watu lahir jiwa manusia tidak memiliki apa-apa, seperti sebuah meja lilin yang siap dilukis oleh pengalaman. Menurut John Locke(1632-1704), salah satu tokoh empiris, pada waktu lahir manusia tidak mempunyai ”warna mental”. Warna ini didapat dari pengalaman. Pengalaman adalah satu-satunya jalan ke pemilikan pengetahuan. Idea dan pengetahuan adalah produk dari pengalaman. Secara psikologis, seluruh perilaku manusia, kepribadian, dan tempramen ditentukan oleh pengalaman inderawi (sensory experience). Pikiran dan perasaan disebabkan oleh perilaku masa lalu.

Kesulitan empirisme dalam menjelaskan gejala psikologi timbul ketika orang membicarakan apa yang mendorong manusia berperilaku tertentu. Hedonisme, memandang manusia sebagai makhluk yang bergerak untuk memenuhi kepentingan dirinya, mencari kesenangan, dan menghindari penderitaan. Dalam utilitarianismem perilaku anusia tunduk pada prinsip ganjaran dan hukuman. Bila empirisme digabung dengan hedonisme dan utilitariansisme, maka itulah yang disebut dengan behaviorisme.

Asumsi bahwa pengalaman adalah paling berpengaruh dala pembentukan perilaku, menyiratkan betapa plastisnya manusia. Ia mudah dibentuk menjadi apa pun dengan menciptakan lingkungan yang relevan.

Thorndike dan Watson, kaum behaviorisme berpendirian: organisme dilahirkan tanpa sifat-sifat sosial atau psikologis; perilaku adalah hasil pengalaman dan prilaku digerakan atau dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan.

Edward Edward Lee Thorndike (1874-(1874-1949))

Menurut Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi anatara peristiwa yang disebut stimulus dan respon. Teori belajar ini disebut teori “connectionism”. Eksperimen yang dilakukan adalah dengan kucing yang dimasukkan pada sangkar tertutup yang apabila pintunya dapat dibuka secara otomatis bila knop di dalam sangkar disentuh. Percobaan tersebut menghasilkan teori Trial dan Error. Ciri-ciri belajar dengan Trial dan Error Yaitu : adanya aktivitas, ada berbagai respon terhadap berbagai situasi, adal eliminasai terhadap berbagai respon yang salah, ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Thorndike menemukan hukum-hukum.

Hukum kesiapan (Law of Readiness)

Jika suatu organisme didukung oleh kesiapan yang kuat untuk memperoleh stimulus maka pelaksanaan tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosaiasi cenderung diperkuat.

Hukum latihan

Semakin sering suatu tingkah laku dilatih atau digunakan maka asosiasi tersebut semakin kuat.

Hukum akibat

Hubungan stimulus dan respon cenderung diperkuat bila akibat menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibanya tidak memuaskan.

Ivan Petrovich Pavlo (1849-1936)

Teori pelaziman klasik

Adalah memasangkan stimuli yang netral atau stimuli yang terkondisi dengan stimuli tertentu yang tidak terkondisikan, yang melahirkan perilaku tertentu. Setelah pemasangan ini terjadi berulang-ulang, stimuli yang netral melahirkan respons terkondisikan.

Pavlo mengadakan percobaan laboratories terhadap anjing. Dalam percobaan ini anjing di beri stimulus bersarat sehingga terjadi reaksi bersarat pada anjing. Contoh situasi percobaan tersebut pada manusia adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu tanpa disadari menyebabkan proses penandaan sesuatu terhadap bunyi-bunyian yang berbeda dari pedagang makan, bel masuk, dan antri di bank. Dari contoh tersebut diterapkan strategi Pavlo ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan. Sementara individu tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari luar. Belajar menurut teori ini adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan reaksi.Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah belajar hanyalah terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan pribadi dihiraukan.

Skinner (1904-1990)

Skinner menganggap reward dan rierforcement merupakan factor penting dalan belajar. Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal mengontrol tingkah laku. Pda teori ini guru memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan lebih rajin. Teori ini juga disebut dengan operant conditioning. . Operans conditioning adalah suatu proses penguatan perilaku operans yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang kembali atau menghilang sesuai keinginan.

Operant conditing menjamin respon terhadap stimuli.Bila tidak menunjukkan stimuli maka guru tidak dapat membimbing siswa untuk mengarahkan tingkah lakunya. Guru memiliki peran dalam mengontrol dan mengarahkan siswa dalam proses belajar sehingga tercapai tujuan yang diinginkan

Prinsip belajar Skinners adalah :

- Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa jika salah dibetulkan jika benar diberi penguat.

- Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran digunakan sebagai sistem modul.

- Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, tidak digunakan hukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah untuk menghindari hukuman.

- Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable ratio reinforcer.

- dalam pembelajaran digunakan shapping

Albert Bandura (1925-sekarang)

Ternyata tidak semua perilaku dapat dijelaskan dengan pelaziman. Bandura menambahkan konsep belajar sosial (social learning). Ia mempermasalahkan peranan ganjaran dan hukuman dalam proses belajar. Kaum behaviorisme tradisional menjelaskan bahwa kata-kata yang semula tidak ada maknanya, dipasangkan dengan lambak atau obyek yang punya makna (pelaziman klasik).

Teori belajar Bandura adalah teori belajar social atau kognitif social serta efikasi diri yang menunjukkan pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap dan emosi orang lain. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi tingkah laku timbale balik yang berkesinambungan antara kognitine perilaku dan pengaruh lingkungan. Factor-faktor yang berproses dalam observasi adalah perhatian, mengingat, produksi motorik, motivasi.

Behaviorsime memang agak sukar menjelaskan motivasi. Motivasi terjadi dalam diri individu, sedang kaum behavioris hanya melihat pada peristiwa-peristiwa eksternal. Perasaan dan pikiran orang tidak menarik mereka. Behaviorisme muncul sebagai reaksi pada psikologi ”mentalistik”.

komunikasi intrapersonal bab 3 jalaludin rakhmat


Dalam komunikasi intrapersonal, akan dijelaskab bagaimana orang menerima informasi, mengolahnya, menyumpannya dan menghasilkannya kembali. Proses pengolahan informasi, yang di sini kita sebut komunikasi intrapersonal meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir.

1.1 Sensasi

Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”

Definisi sensasi, fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera. Kita mengelompokannya pada tiga macam indera penerima, sesuai dengan sumber informasi. Sumber informasi boleh berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri (internal). Informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor (misalnya, telinga atau mata). Informasi dari dalam diindera oleh ineroseptor (misalnya, system peredaran darah). Gerakan tubuh kita sendiri diindera oleg propriseptor (misalnya, organ vestibular).

1.2 Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Persepsi, seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. Faktor lainnya yang memengaruhi persepsi, yakni perhatian.

Perhatian (Attention)

Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesdaran pada saat stimuli lainnya melemah (Kenneth E. Andersen)

Faktor Eksternal Penarik Perhatian

Hal ini ditentukan oleh faktor-faktor situasional personal. Faktor situasional terkadang disebut sebagai determinan perharian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian (attention getter) dan sifat-sifat yang menonjol, seperti :

* Gerakan secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak.
* Intensitas Stimuli, kita akan memerharikan stimuli yang menonjol dari stimuli yang lain
* Kebauran (Novelty), hal-hal yang baru dan luar biasa, yang beda, akan menarik perhatian.
* Perulangan, hal-hal yang disajikan berkali-kali bila deisertai sedikit variasi akan menarik perhatian.

Faktor Internal Penaruh Perhatian

Apa yang menjadi perhatian kita lolos dari perhatian orang lain, atau sebaliknya. Ada kecenderungan kita melihat apa yang ingin kita lihat, dan mendengar apa yang ingin kita dengar. Perbedaan ini timbul dari faktor-faktor yang ada dalam diri kita. Contoh-contoh faktor yang memengaruhi perhatian kita adalah :

* Faktor-faktor Biologis
* Faktor-faktor Sosiopsikologis.
* Motif Sosiogenis, sikap, kebiasaan , dan kemauan, memengaruhi apa yang kita perhatikan.

Kenneth E. Andersen, menyimpulkan dalil-dalil tentang perhatian selektif yang harus diperhatikan oleh ahli-ahli komunikasi.

1. Perhatian itu merupakan proses aktif dan dinamis, bukan pasif dan refleksif.
2. Kita cenderung memerhatikan hal-hal tertentu yang penting, menonjol, atau melibatkan kita.
3. Kita menaruh perhatian kepada hal-hal tertentu sesuai dengan kepercayaan, sikat, nilai, kebiasaan, dan kepentingan kita.
4. Kebiasaan sangat penting dalam menentukan apa yang menarik perhatian, tetapi juga apa yang secara potensial akan menarik perhatian kita.
5. Dalam situasi tertentu kita secara sengaja menstrukturkan perilaku kita untuk menghindari terpaan stimuli tertentu yang ingin kita abaikan
6. Walaupun perhatian kepada stimuli berarti stimuli tersebut lebih kuat dan lebih hidup dalam kesadaran kita, tidaklah berarti bahwa persepi kita akan betul-betul cermat.
7. Perhatian tergantung kepada kesiapan mental kita,
8. Tenaga-tenaga motivasional sangat penting dalam menentukan perhatian dan persepsi.
9. Intesitas perhartian tidak konstan
10. Dalam hal stimuli yang menerima perhatian, perhatian juga tidak konstan.
11. Usaha untuk mencurahkan perhatian sering tidak menguntungkan karena usaha itu sering menuntut perhatian
12. Kita mampu menaruh perhatian pada berbagai stimuli secara serentak.
13. Perubahan atau variasi sangat penting dalam menarik dan memertahankan perhatian

Faktor-faktor Fungsional yang Menentukan Persepsi

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain yang termasuk apa yang ingin kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memeberikan respons pada stimuli itu.

Kerangka Rujukan (Frame of Reference)

Sebagai kerangka rujukan. Mula-mula konsep ini berasal dari penelitian psikofisik yang berkaitan dengan persepsi objek. Dalam eksperimen psikofisik, Wever dan Zener menunjukan bahwa penilaian terhadap objek dalam hal beratnya bergantung pada rangkaian objek yang dinilainya. Dalam kegiatan komunikasi kerangka rujukan memengaruhi bagaimana memberi makna pada pesan yang diterimanya.

Faktor-faktor Struktural yang Menentukan Persepsi

Faktor-faktor structural berasal semata-mara dari sifar stimuli fisik dan ekfek-efek saraf yang ditimbulkanny pada system saraf individu. Para psikolog Gestalat, seperti Kohler, Wartheimer, dan Koffka, merumuskan prinsip-prinsip persepsi yang bersifat structural. Prinsip-prinsip ini kemundian terkenal dengan nama teori Gestalt. Menurut teori Gestalt, mempersepsi sesuatu, kita mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan. Dengan kata lain, kita tidak melihat bagian-bagiannya. Jika kia ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terpisah; kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan

***

Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi, menjadi empat bagian :

1. Dalil persepsi yang pertama : Persepsi bersifat selektif secara fungsional. Berarti objek-objek yang mendapatkan tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi
2. Dalil persepsi yang kedua : Medan perceptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang kita terima itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interprestasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi.
3. Dalil persepsi yang ketiga : Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan diperngaruhi oleh keanggotaan kelompolmua dengan efek berupa asimilasi atau kontras.
4. Dalil persepsi yang keempat : Objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari struktur yang sama. Dalil ini umumnya betul-betul bersifat structural dalam mengelompokkan objek-objek fisik, seperti titik, garis, atau balok.

Pada persepsi sosial, pengelompokan tidak murni structural; sebab apa yang dianggap sama atau berdekatan oleh seorang individu, tidaklah dianggap sama atau berdekatan dengan individu yang lainnya. Dalam komunikasi, dalil kesamaan dan kedekatan ini sering dipakai oleh komunikator untuk meningkatkan kredibilitasnya, atau mengakrabkan diri dengan orang-orang yang punya prestise tinggi. Jadi, kedekatan dalam ruang dan waktu menyebabkan stimuli ditangapi sebagai bagian dari struktur yang sama. Kecenderungan untuk mengelompokan stimuli berdasarkan kesamaan dan kedekatan adalah hal yang universal.

1.3 Memori

Dalam komunikasi Intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam memengaruhi baik persepsi maupun berpikir. Memori adalah system yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya (Schlessinger dan Groves). Memori meleawai tiga proses:

1. Perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor inera dan sirkit saraf internal.
2. Penyimpanan (strorage) adalah menentukan berapa lama informasi itu berada berserta kita, dalam bentuk apa, dan di mana. Pe
3. Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah menggunakan informasi yang disimpan

Jenis-jenis Memori

Pemanggilan diketahui dengan empat cara :

1. Pengingatan (Recall), Proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi secara verbatim (kata demi kata), tanpa petunjuk yang jelas.
2. Pengenalan (Recognition), Agak sukar untuk mengingat kembali sejumlah fakta;lebih mudah mengenalnya.
3. Belajar lagi (Relearning), Menguasai kembali pelajaran yang sudah kita peroleh termasuk pekerjaan memori.
4. Redintergrasi (Redintergration), Merekontruksi seluruh masa lalu dari satu petunjuk memori kecil.

Mekanisme Memori

Ada tiga teori yang menjelaskan memori :

1. Teori Aus (Disuse Theory), memori hilang karena waktu. William James, juga Benton J. Underwood membuktikan dengan eksperimen, bahwa “the more memorizing one does, the poorer one’s ability to memorize” – makin sering mengingat, makin jelek kemampuan mengingat.
2. Teori Interferensi (Interference Theory), Memori merupakan meja lilin atau kanvas. Pengalaman adalah lukisan pada menja lilin atau kanvas itu. Ada 5 hal yang menjadi hambatan terhapusnya rekaman : Interferensi, inhibisi retroaktif (hambatan kebelakang), inhibisi proaktif (hambatan kedepan), hambatan motivasional, dan amnesia.
3. Teori Pengolahan Informasi ( Information Processing Theory), menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage (gudang inderawi), kemudian masuk short-term memory (STM, memory jangka pendek; lalu dilupakan atau dikoding untuk dimasukan pada Long-Term Memory (LTM, memori jangka panjang)

1.4 Berpikir

Apakah berpikir itu?

Dalam berpikir kita melibat semua proses yang kita sebut sensasi, persepsi, dan memori. Berpikir merupakan manipulasi atau organisasi unsure-unsur lingkungan dengan menggunakan lambing-lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak. Berpikir menunjukan berbagai kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang, sebagai pengganti objek dan peristiwa. Berpikir kita lakukan untuk memahami relaitas dalam rangka mengambil keputusan (decision making), memecahkan persoalan (problem solving). Dan menghasilkan yang baru (creativity).

Bagaimana Orang Berpikir?

Ada dua macam berpikir:

1. berpikir autistik, dengan melamun, berfantasi, menghayal, dan wishful thinking. Dengan berpikir autistic prang melarikan diri dari kenyataan dan melihat hidup sebagai gambar-gambar fantastis.
2. berpikir realistic, disebut juga nalar (reasoning), ialah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyara.
3. Floyd L. Ruch, menyebutkan tiga macam berpikir realistic :

1. Berpikir deduktif : mengambil kesimpulan dari dua pernyataan, dalam logika disebutnya silogisme.
2. Berpikir Induktif : Dimulai dari hal-hal yang khusu kemundian mengambil kesimpulan umum; kita melakukan generalisasi.
3. Berpikir evaluatif : berpikir kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan, kita tidak menmbah atau mengurangi gagasan, namun menilainya menurut kriteria tertentu.

Menetapkan Keputusan (Decision Making)

Salah satu fungsi berpikir adalah menetapkan keputusan. Keputusan yang kita ambil beraneka ragam. Tanda-tanda umumnya:

1. Keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual
2. keputusan selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternative
3. keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun pelaksanaanya boleh ditangguhkan atau dilupakan.

Faktor-faktor personal amat menentukan apa yang diputuskan, antara lain :

1. Kognisi, kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki
2. Motif, amat memengaruhi pengambilan keputusan
3. Sikap, juga menjadi faktor penentu lainnya.

Memecahkan persoalan (Problem Solving)

Proses memecahkan persoalan berlangsung melalui lima tahap :

1. Terjadi peristiwa ketika perilaku yang biasa dihambat Karena sebab-sebab tertentu
2. Anda mencoba menggali memori anda untuk mengatahui cara apa saja yang efektif pada masa lalu
3. pada tahap ini, anda mencoba seluruh kemungkinan pemecahan yang pernah anda ingat atau yang dapat anda pikirkan.
4. Anda mulai menggunakan lambing-lambang vergal atau grafis untuk mengatasi masalah
5. Tiba-tiba terlintas dalam pikiran anda suatu pemecahan. Pemecahan masalah ini biasa disebut Aha-Erlebnis (Pengalaman Aha), atau lebih lazim disebut insight solution.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Proses Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah dipengaruhi faktor-faktrot situasional dan personal. Faktor-faktor situasional terjadi, misalnya, pada stimulus yang menimbulkan masalah. Pengaruh faktor-faktor biologis dan sosiopsikologis terhadap proses pemecahan masalah. Contohnya :

1. Motivasi. Motivasi yang rendah lebih mengalihkan perhatian. Motivasi yang tinggi membatasi fleksibilitas.
2. Kepercayaan dan sikap yang salah. Asumsi yang salah dapat menyesatkan kita.
3. Kebiasaan. Kecenderungan untuk memertahankan pole berpikir tertentu, atau misalnya melihat masalah dari satu sisi saja, atau kepercayaan yang berlebihan dan tanpa kritis pada pendapat otoritas, mengahambat pemecahan masalah yang efisien.
4. Emosi. Dalam menghadapi berbagai situasi, kita tanpa sadar sering terlibat secara emosional. Emosi mewarnai cara berpikir kita. Kita tidak pernah berpikir betul-betul secara objektif.

Berpikir Kreatif (Creative Thinking)

Berpikir kreatif menurut James C. Coleman dan Coustance L. Hammen, adalah “thinking which produces new methods, new concepts, new understanding, new invebtions, new work of art.” Berpikir kreatif harus memenui tiga syarat:

1. Kreativitas melibatkan respons atau gagasan yang baru, atau yang secara statistic sangat jarang terjadi. Tetapi kebauran saja tidak cukup.
2. Kreativitas ialah dapat memecahkan persoalan secara realistis.
3. Kreativitas merupakan usaha untuk memertahankan insight yang orisinal, menilai dan mengembangkannya sebaik mungkin.

Ketika orang berpikir kreatif, cara berpikir yang digunakan adalah berpikir analogis. Guilford membedakan antara berpikir kreatif dan tak kreatif dengan konsep konvergen dan divergen. Kata Guilford, orang kreatif ditandai dengan cara berpikir divergen. Yakni, mencoba menghasilkan sejumlah kemungkinan jawaban. Berpikir konvergen erat kaitannya dengan kecerdasan, sedangkan divergen kreativitas. Berpikir divergen dapat diukur dengan fluency, flexibility, dan originality.

Proses Berpikir Kreatif

Para psikolog menyebutkan lima tahap berpikir kreatif :

1. Orientasi : Masalah dirumuskan, dan aspek-aspek masalah diidentifikasi
2. Preparasi : Pikiran berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan masalah.
3. Inkubasi : Pikiran beristirahat sebentar, ketika berbagai pemecahan berhadapan dengan jalan buntu. Pada tahap ini, proses pemecahan masalah berlangsung terus dalam jiwa bawah sadar kita.
4. Iluminasi : Masa Inkubasi berakhir ketika pemikir memperoleh semacam ilham, serangkaian insight yang memecahkan masalah. Ini menimbulkan Aha Erlebnis.
5. Verifikasi : Tahap terakhir untuk menguji dan secara kritis menilai pemecahan masalah yang diajukan pada tahan keempat.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif tumbuh subur bila ditunjang oleh faktor personal dan situasional. Menurut Coleman dan Hammen, faktor yang secara umum menandai orang-orang kreatif adalah :

1. Kemampuan Kognitif : Termasuk di sini kecerdasan di atas rata-rata, kemampuan melahirkan gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasan yang berlainan, dan fleksibilitas kognitif

2. Sikap yang terbuka : orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli internal maupun eksternal.

3. Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri : orang kreatif ingin menampilkan dirinya semampu dan semaunya, ia tidak terikat oleh konvensi-kovensi. Hal ini menyebabkan orang kreatif sering dianggap “nyentrik” atau gila.

Selain faktor lingkungan psikososial, beberapa peneliti menjukan adanya faktor situasional lainnya. Maltzman menyatakan adanya faktor peneguhan dari lingkungan. Dutton menyebutkan tersedianya hal-hal istimewa bagi manusia kreatif, dan Silvano Arieti menekankan faktor isolasi dalam menumbuhkan kreativitas.

Kamis, 29 September 2011

pradigma naratife


PARADIGMA NARATIF
BERDASARKAN PENELITIAN WALTER FISHER
BAB 20
            PENELITIAN WALTER FISHER
            Fisher menyatakan bahwa esensi dari sifat dasar manusia adalah menceritakan kisah. Sehingga paradigma naratif mengemukakan keyakinan bahwa manusia adalah seorang pencerita dan bahwa pertimbangan akan nilai, emosi, dan estetika menjadi dasar keyakinan dan perilaku kita.
            Fisher menyatakan bahwa  paradigma ini merujuk pada usaha untuk memformalisasi dan mengarahkan pemahaman kita mengenai pengalaman dari semua komunikasi manusia. Yang ia bandingkan dengan pendekatan lain dengan apa yang ia sebut sebagai paradigma rasional yang mengarakterisasi pemikiran Barat sebelumnya. Dengan cara ini, Fisher mempresentasikan apa yang dapat disebut sebagai pergeseran paradigma, perubahan signifikan dalam cara kebanyakan orang melihat dunia dan maknanya.
            Tetapi Fisher menyatakan bahwa perubahan ini tidak menjangkau dengan luas karena baik filsafat dan ilmu pengetahuan menghargai sebuah sistem logika formal yang terus menempatkan puisi atau retorika pada sebuah posisi yang rendah. Paradigma dunia rasional, sistem logika  (cara yang paling utama) yang digunakan oleh banyak peneliti dan profesional.
            ASUMSI PARADIGMA NARATIF
Asumsi paradigma naratif yang dinyatakan oleh Fisher bertolak belakang dengan paradigma dunia rasional. Hal ini menimbulkan perbedaan antara paradigma naratif dengan paradigma dunia rasional.
PARADIGMA NARATIF
PARADIGMA DUNIA RASIONAL
1.    Manusia adalah makhluk  pencerita.
1. Manusia adalah makhluk rasional.
2.    Pengambilan keputusan dan komunikasi didasarkan pada “pertimbangan yang sehat”.
2. Pengambilan keputusan didasarkan pada argumen.
3.    Pertimbangan yang sehat ditentukan oleh sejarah, biografi, budaya, dan karakter.
3. Argumen mengikuti kriteria khusus untuk mencapai pertimbangan yang sehat, logika.
4.    Rasionalitas didasarkan pada kesadaran orang tentang bagaimana sebuah cerita konsisten secara internal dan benar sebagaimana pengalaman hidup yang dijalani.
4. Rasionalitas didasarkan pada kualitas pengetahuan dan proses pemikiran formal.
5.    Dunia dialami oleh orang sebagai sebuah kumpulan cerita yang harus dipilih salah satunya. Ketika kita memilih, kita menjalani hidup dalam sebuah proses penciptaan ulang yang terus-menerus.
5. Dunia dapat direduksi menjadi sebuah rangkaian hubungan logis yang disingkap melalui pemikiran logis.
   
            KONSEP KUNCI DALAM PENDEKATAN NARATIF
(1)   Narasi
Sebuah deskripsi yang oleh pendengar diberi makna. Narasi sering kali dianggap sebagai sekadar sebuah cerita, tetapi bagi Fisher narasi lebih dari sekadar cerita yang memiliki plot dengan awal, pertengahan, dan akhir. Narasi mencakup deskriptif verbal atau nonverbal apa pun dengan urutan kejadian yang oleh para pendengar diberi makna.
(2)   Rasionalitas Naratif
Standar untuk menilai cerita mana yang dipercayai dan mana yang diabaikan. Karena kehidupan kita dialami dalam naratif, kita membutuhkan metode untuk menilai cerita mana yang kita percayai dan mana yang tidak kita perhatikan. Karena rasionalitas naratif berlawanan dengan logika tradisional, maka beroperasi berdasarkan dua prinsip yang berbeda:
      i.     Koherensi
Prinsip rasionalitas naratif yang menilai konsistensi internal dari sebuah cerita. Prinsip koherensi merupakan standar yang penting dalam menilai rasionalitas naratif, yang pada akhirnya akan menentukan apakah seseorang menerima naratif tertentu atau menolaknya. Koherensi sering kali diukur oleh elemen-elemen organisasional dan struktural dari sebuah naratif. Sehingga koherensi didasarkan pada tiga tipe konsistensi yang spesifik:
(a) Koherensi Struktural, suatu jenis koherensi yang merujuk pada aliran cerita. Ketika cerita membingungkan, ketika satu bagian tidak tersambung dengan bagian berikutnya, atau ketika alurnya tidak jelas, maka cerita itu kekurangan koherensi struktural.
(b) Koherensi Material, jenis koherensi yang merujuk pada kongruensi antara satu cerita dan cerita lainnya yang berkaitan. Jika semua cerita kecuali satu menyatakan masalah bahwa seorang teman telah memberikan informasi yang keliru sehingga menimbulkan situasi yang memalukan bagi yang seorang lagi, Anda cenderung tidak akan memercayai satu cerita yang berbeda sendiri tersebut. Anda akan percaya bahwa cerita yang berbeda ini kekurangan koherensi material.
(c) Koherensi Karakterologis, jenis koherensi yang merujuk pada dapat dipercayanya karakter-karakter di dalam cerita.
    ii.     Kebenaran
Prinsip rasionalitas naratif yang menilai kredibilitas dari sebuah cerita. Fisher menyatakan bahwa ketika elemen-elemen sebuah cerita “merepresentasikan pernyataan-pernyataan akurat mengenai realitas sosial”, elemen tersebut memiliki kebenaran.
Logika dari good reason berhubungan dengan ide Fisher akan ketepatan adalah metode utama yang ia kemukakan untuk menilai ketepatan naratif: logika pertimbangan yang sehat. Karena itu, logika bagi paradigma naratif membuat seseorang mampu menilai harga atau nilai dari cerita. Logika dari pertimbangan yang sehat, seperangkat nilai untuk menerima suatu cerita sebagai benar dan berharga untuk diterima; memberikan suatu metode untuk menilai kebenaran.
Berikut lima pertanyaan yang pertama yang ditanyakan pendengar mengenai suatu naratif:
a.    Apakah pertanyaan-pertanyaan diklaim faktual di dalam sebuah naratif benar-benar faktual?
b.    Apakah ada fakta-fakta relevan yang telah dihapuskan dari naratif atau didistorsi dalam penyampaiannya?
c.    Pola-pola pertimbangan apa yang ada di dalam naratif?
d.   Seberapa relevan argumen-argumen di dalam cerita dengan keputusan apa pun yang mungkin akan dibuat oleh pendengar?
e.    Seberapa baik naratif ini menjawab isu-isu penting dan signifikan dari kasus ini?
Pertanyaan-pertanyaan ini membentuk logika alasan. Untuk mengubah ini menjadi logika good reason, terdapat lima pertanyaan lagi yang memperkenalkan konsep nilai ke dalam proses penilaian pengetahuan praktis, yaitu:
a.    Nilai implisit dan eksplisit apakah yang terkandung di dalam naratif?
b.    Apakah nilai-nilai ini sesuai dengan keputusan yang relevan dengan naratif itu?
c.    Apakah dampak dari mengikuti nilai-nilai yang tertanam di dalam naratif tersebut?
d.   Apakah nilai-nilai tersebut dapat dikonfirmasi atau divalidasi dalam pengalaman yang dijalani?
e.    Apakah nilai-nilai dari naratif merupakan dasar bagi perilaku manusia yang ideal?
Seperti yang diprediksikan oleh paradigma naratif, logika bagi paradigma naratif membuat seseorang mampu menilai harga atau nilai dari cerita. Cerita yang dikisahkan dengan baik- terdiri atas rasionalitas naratif (memenuhi kriteria koherensi dan kebenaran)- akan lebih menggugah bagi pembaca dibandingkan dengan kesaksian dari para ahli yang menyangkal akurasi faktual di dalam naratif itu.