Kamis, 18 Oktober 2012

feminisme liberal komunikasi gender



                                           BAB SATU
Feminisme Liberal
Liberalisme, Aliran pemikiran  politik yang merupakan asal mula feminisme berada dalam proses rekonseptualisasi, pemikiran ulang, dan penstrukturan ulang.Hal tersebut yang menyuitkan untuk menentukan status pemikiran feminis liberal.
Akar Feminisme Liberal Abad ke-18 dan ke-19
pemikiran politis liberal mernpunyai konsepsi atas sifat dasar manusia , yang menempatkan keunikan kita bagai manusia dalam kapasitas kita untuk bernalar. untuk mendefinisi nalar dalam berbagai cara, dan menekankan aspek moral atau aspek prudensial, Jika nalar didefinisi sebagal kemampuan untuk menentukan cara terbaik dalam mencapal tujuan yang diinginkan, maka nilai kepuasan diri akan mendapat penekanan. . Menurut kaum liberal, “hak’ harus diberikan sebagai prioritas di atas kebaikan Dengan perkataan lain, keseluruhan sistematas hak individu dibenarkan karena hak ini menghasilkan bingkai kerja, yang merupakan dasar bagi kita untuk memilih apa yang terbaik bagi kita masing-masing, selama kita tidak merampas hak orang lain. Prioritas seperti itu membela kebebasan beragama, kehidupan yang bertuhan adalah lebih berharga daripada kehidupan yang tak bertuhan tetapi hanya karena alasan bahwa manusia mempunyai hak untuk melaksanakan spritualitas yang diinginkannya, bahkan ketika dibatasi oleh altruisme,mempunyal kepentingan untuk mengamankan sebanyak mungkin sumber daya yang tersedia. Kemudian, adalah menjadi tantangan untuk menciptakan lembaga politik, ekonomi, dan sosial - yang akan memaksirna(kan kebebasan individu tanpa merusak kesejahteraan masyarakat. Bagi kaum liberal klasik, negara yang ideal harus melindungi  kebebasan sipil (misa(nya, hak milik, hak memilih, kebebasan menyampaikan pendapat, kebebasan untuk berbeda, kebebasan berserikat), dan alih-alih melakukan campur tangan dengan pasar bebas, negara malah memberikan semua individu kesempatan yang setara, untuk menentukan akumulasinya sendiri di dalam pasar tersebut, Meskipun baik arus pemikiran liberal klasik, maupun liberal berorientasi kepada kesejahteraan muncul dalam pemikiran feminisme liberal, feminis liberal kontemporer tampaknya lebih cenderung kepada liberalisme yang berorientasi kepada kesejahteraan. Bahkan, Susan Wendell (bukan seorang feminis liberal) menggambarkan pemikiran
féminis liberal, ditegaskannya sebagai pemikiran yang “berkomitmen kepada pengaturan ulang ekonomi secara besar-besaran, dan redistribusi kemakmuran secara lebih signifikan, karena salah satu dan tujuan politik modern yang paling dekat dengan feminisme liberal adalah kesetaraan kesempatan. Karena hampir tidak mungkin membahas semua organisasi, gerakan, dan pemikir feminis liberal dalam sebuah buku pengantar saya telah memutuskan untuk berfokus hanya pada Mary Wollstonec raft, John Stuart Mill, Harriet Taylor (Mill), gerakan perempuan untuk memperoleh hak pilih-di Amerika Serikat, Betty Friedan, dan NOW (National Organization for Women).
Pemikiran Feminis Liberal Abad ke- 18 pendidikan yang setara
pekerjaan produktif (pekerjaan yang menghasilkan pendapatan untuk rnenghidupi sebuah keluarga) telah dilakukan di dan sekitar rumah, baik perempuan maupun laki-laki. Tetapi kemudian kekuatan kapitalisme industri mulai menarik tenaga kerja keluar rumah , dan kemudian memasuki ruang kerja public, Perempuan kelas menengah, menurut Wolistonecraft, adalah peremp uan “peliharaan” yang telah mengorbankan kesehatan, kebebasan, dan moralitasnya untuk prestise, kenikmatan, dan kekuasaan yang disediakan suaminya. Karena perempuan kelas rnenengah ini tidak
- diizinkan untukberolahraga di luar numah, karena khawatir hal itu akan menggelapkan kulitnya yang putih seperti bünga lili,menjadikan tübuh mereka tidak sehat. Karena mereka tidak dibiarkan untuk mengambil keputusan sendiri, mereka tidak mempunyai kebebasan. Dan karena mereka dihambat untuk mengembangkan kemampuan nalarnya— dengan alasan hal yang terbaik yang dapat dilakukan adalah memanj akan din dan menyenangkan orang lain, terutama laki-laki dan anak anak mereka tidak mempunyai moralitas. Meskipun Wolistonecraft tidak mempergunakan istilah seperti “peran gender yang dikonstruksi secara sosial”, ia menyangkal bahwa perempuan, secara alamiah, lebih cenderung untuk bersifat sebagai pemburu dan pemberi kenikmatan daripada laki-laki. Ia berargumentasj bahwa jika laki-laki disimpan di dalam saiigkar yang sama seperti perempuan dikurung, laki-laki pun akan mengembangkan sifat yang sama seperti perempuan. Karena diabaikan kesempatannya untuk mengembangbn kekuatan nalarnya, untuk menjadi manusia bermoral dengan perhatian, motif, dan komitmen yang lebih dan sekadar keriikmatan pribadi, laki-laki, seperti juga perempuan, akan menjadi sangat “emosional”. lstilah mi yang seringkali dihubungkan Wollstonec raft dengan hipersensitivitas, narsisisme yang ekstim, dan pemanjaan diri yang berlebih-lebihan. jika nalar adalah kapasitas yang membedakan manusia dan binatang  maka kecuaIi jika perempuan bukan binatang liar (gambaran yang ditolak sebagian besar laki-laki untuk diterapkan kepada ibu, istri, dan anak :ececnpuan rnereka), perernpuan dan laki-laki sama-sama mempunyai kapasitas ini. Karena itu, masyarakat wajib memberikan pendidikan teada perempuan, seperti juga kepada anak laki-laki, karena semua manusia berhak mendapatkan kesempatan yang setara untuk mengembangkan kapasitas nalar dan moralnya. Sehingga mereka dapat menjadi manusia yang utuh
Pemikiran Feminis Liberal diAbad ke- 19 Hak Politik dan Kesempatan Ekonomi yang Setara
Wollstonecraft Tetapi mereka memandang nalar  tidak saja secara moral, sebagal kapasitas untuk mengambil keputusan secara otonom, tetpi juga melalui pemikiran yang hati-hati, sebagai pemenuhan diri atau pengg unaan akal untuk mendapatkan apa yang diinginkan, . Karena Taylor menerima pandangan tradisional  bahwa ikatan maternal (ibu-anak) adalah lebih kuat dari pada ikatan paternal (bapak-anak), Taylor dengan segera berasumsi bahwa ibu adalah orang yang seharusnya mengasuh anak-anak jika tenjadi perceraian. Karena itu, ia mernperingatkan perempuan untuk hanya mempunyai sedikit anak. Sebaliknya, Mill mendorong pasangar. untuk menikah dan mempunyai anak pada usia lebih matang. serta hidup di dalam keluarga besar, atau di dalam situasi seperti pada sebuah komunitas. , tidak melawan asumsi di dalam masyarakat mengenai peran pengasuhan anak pada perempuan maupun laki-laki, ia menentang asumsi di dalam masyarakat mengenai kecenderungan perempuan untuk lebih mem ilih perkawinan dan tugas sebagai ibu darim pada karier dan pekerjaan. Taylor menegaskan, bahwa perempuan yang sudah menikah tidak dapat menjadi orang yang sungguh-sungguh setara dengan suaminya. kecuali jika Ia mempunyai kepercayaan diri  dan rasa bahwa ia berhak atas kesetaraan itu yang muncul dari  kontribusi “material untuk menopang keluarga, Bahkan jika setiap peremp uan, seperti yang terjadi saat itu, dapat bergaritung kepada laki-laki untuk menopang hidupnya, adalah sangat lebih disukal jika sebagian dan penghasilan itu datang dan penghasilan perempuan itu sendiri, bahkan jika jumlah total penghasilan hanya sedikit bertambah oleh penghasilan perempuan itu, danipada perempuan diharuskan untuk meminggirkan diri agar laki-laki dapat menjadi penopang hidup satu satunya, dan menjadi satu-satunya yang berhak untuk mengeluarkan apa yang dihasilkan itu
Gerakan Feminis liberal Abad ke-1 9
Baikiohn Stuart Mill dan Harriet Taylor Mill yakin bahwa perempuan harus memiliki hak pilih agar dapat menjadi setara dengan laki-laki. Dapat memilih menurut keduanya, berart berada di dalam posisi tidak saja untuk mengekspresikan pandangan politik personal seseorang, tetapi juga untuk mengganti sistem, struktur dan sikap yang memberikan kontribusi terhadap opresi orang lain, Ketika laki-laki dan perempuan kulit putih memulai kerja yang sungguh-sungguh untuk penghapusan perbudakan. Mulailah  menjadi jelas bahwa bagi abolisionis perempuan. bahwa abolisionis laki-laki enggan untuk menghubungkan gerakan hak-hak perempuan dengan hak-hak budak, perempuan kulit hitam menjadi pembicara yang efektif bagi hak-hak perempuan, walaupun perempuan kulit putih cenderung mengabaikan atau meminimalkan kontribusi perempuan kulit hitam ini. Pada Konvensi Hak-hak Perempuan tahun 1851 di Akron, Ohio, seorang feminis abolisionis kulit hitam Sojourney Truth menyampaikan pidato yang sangat kuat atas nama perempuan. Ketika gerakan hak-hak perempuan mulal mendapatkan moment umnya, sayangnya perang saudara dtmulai. Metihat adanya kesempata n dalam perang yang tragis ini. paling tidak untuk membebaskan budak, abousionis laki-laki. sekati lagi. meminta feminisuntuk memingg irkan duki isu-isu perempuan, dan dengan sangat enggan para femiriis itu sekali lagi memeiiuhinya. Tetapi akhir perang saudara tidak memberik an kebebasan bagi perempuan. dan feminis seringkali harus mengh adapi konflikdengan laki-laki kulit hitam, yang baru saja diemansipasikan.
Gerakan Feminis Liberal Abad ke-20
Selama hampir empat puluh tahun sejak pemberlakuan Amandemen Sembilan Belas, feminisme tidak menunjukkan aktivitas yang berarti di Arnenika Serikat. Kemudian, pada tahu9 1960, genrasi baw feminis menunjukkan, sebagai suatu kenyataan yang sebenarflYa, apa yang se)ama ni clicurigai oleh suffragis Stanton dan Anthony: Untuk mendapat pembebasah yang sesungguhnya, perempuan membutuhk kesempatan ekonorni dan juga kebebasarl sipil ,gerakan feminis liberal tahun 1960-an, feminis radikal tahun 1960-an berkumpul dalam salah satu dan kelompok yang disebut kelompok pembebasan perempuan. Lebih kecil dan lebih tenfokus daripada kelompok kelompok hak perempuan kelompok pembebasan penempuan ini , bertujuan untuk meningkatkan kesadaran perempuan mengenai oprasi terhadap perempuan. Semangat yang mereka miliki adalah semangat revolusioner , yang tujuannya bukanlah untuk mereformasi apa yang dianggap mereka sebagai sistem elitis. Kapitalis. national Terrorist Conspiracy from Hell (WITCH), the Redstockings, the Feminists, dan the New York Radical Feminists. Meskipun Maren Lockwood Carden secara benar mencatat dalarn bukunya, The New Feminist Movement, bahwa perbedaan ideologis antara kelompok hakh perempuan dan kelompok pembebasan perempuan menjadi kabur pada tahun       1960-an hingga tahun 1990. mengkampanyekan hak-hak perempuan. Alih -alih usaha kedua kelompok ini, diskriminasi terhadap perempuan tidak juga berakhir, terutama karena kepentingan hak-hak perempuan belum menjadi kesadaran (dan nurani) dan kebanyakan
pendudukAmerika Senikat. Hal iniberubah dengan meledaknya gerakan hak-hak sipil. Disensitifkan oleh berbagai cara yang dijadikan jalan bagi sistem, struktur, dan hukum Arnerika Serikat untuk mengopresi kulit hitam,. mereka yang aktif di dalam atau, paling tidak, bersimpati terhadap gerakan hak-hak sipil, dapat melihat analogi antara diskniminasi terhadap kulit hitarn dandiskriminasi terhadap perempuan,
 tujuan Undang-undang Hak Perempuan tahun 1967 adalah untuk  memastikan perempuan mempunyai hak.yang sarna dengan laki-laki Tuntutan NOW bagi perempuan diantaranya adalah:
 I Feminisme Liberat
Bahwa Kongres Amerika Serikat harus segera meloloskan  Amandemen Hak-hak yang Setara kepada Konstitusi, untuk memastikan bahwa Kesetaraan Hak berdasarkari hukum tidak
akan diabaikan atau dipangkas oleb Amerika Serikat, atau oleh Negara Bagian mana pun berdasarkan jenis kelamin,’ dan
II. bahwa Amandemen ini hams segera diratifikasi oleh heberapa  Negara Bagian tertentu. Bahwa kesempatan kerja yang setara harus dijamin bagi semua perempuan, sama halnya bgi semua laki-laki, dengan mpnde ak bahwa Komisi Kesempatan Kerja yang Setara member akukan larangan terhadap diskriminasi ras.
III. Bahwa perempuan harus dilindungi oleh hukum untuk memastikan hak mereka, demi dapat kemba!i ke pekerjaan mereka  dalam waktu tertentu, yang Iayak setelah melahirkan tanpa kehilangan senioritas atau keuntungan lain yang dijamin, dan harus mendapat upah atas cuti hamilnya sebagai bentuk dan jaminan sosial danlatau keuntungan sebagai pekerja.
IV. Revisi secepatnya atas hukum perpajakan untuk memungkinan pengurangan pengeluaran atas rumah dan pengasuhan anak bagi orangtua yang bekerja.
V. Bahwa fasihtas pengasuhan anak hanus diselenggarakan oleh hukum dengan dasar hukum yang sama seperti taman, perpustakaan, dan sekolah negeri did irikan, yang Iayak bagi kebutuhan anak-anak dan tahun-tahun pra-sekolah hingga anak remaja, sebagai sumber komunitas yang akan digunakan oleh seluruh warga negara pada seluruh tingkat pendapatan.
VI. Bahwa hak petempuan untuk mendapatkan pendidikan demi mengembangkan selurub potensinya secara penuh setara dengan laki-Iaki hams dipastikan oleh perundangan Federal
dan Negara Bagian, dengan menghilangkan semua diskriminasi dan pemisahan berdasarkan jenis kelamin, tentulis ataupun tidak, pada semua tingkat pendidikan, termasuk perguruan tinggi dan sekolah-sekolal, profesional, pinjaman atau beasiswa, dan program pelatihan Federal ataupun Negara bagian seperti The Job Corps.
VII. Hak perempuan miskin untuk mendapatkan pelatihan kerja, perumahan, dan tunjangan keluarga adaJah harus setara dengan laki-laki, tetapi tanpa prasangka atas hakorangtua untuk
diam di rumah untuk mengasuh anak-anaknya; revisi perundang-undangan mengenai kesejahteraan dan program kemiskinan yang mengabaikan perempuan dalam hal harga
dini;-priv-asi, dan penghormatan terhadap din sendini.
VIII. hak perempuan untuk menguasai kehidupan reproduktifnya dengan menghapuskan hukum yang bersifat menghukum, yang membatast akses terhadap informasi dan alat kontrasepsi, dan dengan menihilkan hukum yang bersifat menghukum atas aborsi
Pemikiran Ferminis Liberal Abad ke-20:
Memperlakukan Perempuan dan Laki-laki secara Sama atau Berbeda?
bahwd feminis liberal cenderung untuk menerima” keajegan laki-laki” dan kritik dan feminis konservatif, bahwa feminisiiberal kehilangan sentuhan dengan sebagian besar perempuan Amerika Serikat yang berada dalam lembaga perkawinan, mothering, dan keluarga serta memandang kesemua itu dengan rasa hormat yang tinggi, tidak menyadari perspektif lain selain perspektif perempuan terdidik, heteroseksual, kelas menengah, dan berkulit putih, yang menganggap peran menjadi seorang  istri dan ibu tidak memuaskan. Ia menulis bahwa alih-alih melakukan sesuatu untuk tujuan lebih bermakna Dalam perkiraan Friedan, feminis tahun 1 980an perlu berhenti berusaha untuk mencoba “melakukan semuanya” dan “menjadi semuanya”. Ia menegaskan, penawar yang tepat bagi sindrom “perempuan super” adalah dengan tidak mengabaikan cinta demi pekerjaan, atau sebaliknya. Menurut Fniedan, perempuan yang memilih salah satu, pekerjaan atau cinta, seringkali menceritakan penyesalannya atas keputusan tersebut, antara Friedan dalam The Femin ine Mystique Friedan dalam The Second Stage adalah perbedaan antara seorang feminis yang percaya bahwa perempuan perlu menjadi sama dengan laki-laki untuk menjadi setara dengan laki-laki, dan seorang feminis yang percaya bahwa perempuan dapat menjadi setara dengan laki-laki jika masyarakat menghargai ’ yang “feminin” dan “maskulin”. Secara keseluruhan, pesan dan The Feminine Mystique adalah bahwa kecuali jika perempuan menjadi seperti laki-laki, ia tidak akan terbebaskan, Jika Friedan di tahun 1980-an benar, maka adalah tugas dan feminis liberal bukan untuk menentukan kebebasan dan kesetanaan itu apa bagi orang yang rasional dan abstrak, melainkan apa kebebasan dan kesetaran itu bagi laki-laki dan perempuan yang konkret. Pesan umum dan The Fountain of Age adalah bahwa manusia yang akan sangat mungkin untuktumbuh, berubah, dan lebih menjadi dirinya sendiri ketika mereka bertambah tua, adalah mereka yang mampu bérgerak di luar peran jenis kelamin yang terpolarisasl dan secara kreatif mengembangkan “sisi” dirinya yang diabaikan untuk dikembangkan ketika mereka masih muda. Singkatnya, laki-laki dan perempuan senior yang paling bahagia dan paling hidup adalah orango rang yang androgin. Friedan mengklaim bahwa karena “keutuhan manusia” adalah “janji feminisme”, feminis harus bergerak di luar fokusisu perempuan (isu yang berhubungan dengan peran, hak, dan tanggüng jawab reproduksi dan seksual perempuan) untuk dapat bekerja dengan laki-laki dalam masalah yang konkret dan praktis dan hidup, bekerja, dan mencintai sebagai manusia yang setara Pembahasan mengenal perbedaan jenis kelamin, peran gender, dan androgini telah membantu memfokuskan dorongan feminis liberal terhadap kebebasan, kesetaraan, dan keadilan untuk semua. Menurut Jane English, istilah seperti peran, seks, dan sifat gender mengacu kepada “pola tingkah laku kedua jenis kelamin yang disosialisasikan didorong dan dipaksakan untuk diterima, mulai dan kepribadian yang ‘sesuai dengan jenis kelamin’ hingga minat dan profesi.” Anak lakil aki diinstruksikan untuk menjadi maskulin, sementara anak perempuan menjadi feminin. Psikolog, antropolog, dan sosiolog cenderung untuk mendefjnjsi “maskuPn” dan “feminin” dalam kerangka stereotipe budaya yang berlaku, yang sangat dipengaruhj oleh faktor ras. kelas, dan etnik. Karena tu, maskulin di kelas menengah, kulit putih, AngloS axon, Protestan Amerika Serikat adalah, di antaranya, menjadp rasional, ambisius, dan mandini- dan menjadi feminin berarti, misalnya, emosio nal, mengasuh, dan bergantung kepada orang lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar